Indah mengakui saat Hamzah berusia satu tahun, dirinya nekat bekerja sebagai warga tenaga kerja (TKW) di Singapura untuk memperbaiki perekonomian keluarga. Suaminya, Slamet Mujahidin, 34, yang bekerja sebagai buruh tani berpenghasilan sekitar Rp40.000 per hari tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup.
loading...
loading...
Pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di negeri orang ternyata tidak mudah. Indah kerap menerima pukulan hingga memar. Namun, ia tetap mempertahankan diri dengan giat bekerja.
“Saya kerap dipukuli majikan. Kalau melakukan kesalahan sedikit langsung dipukul,” ujar dia.
Pada 2013, Indah mendapat kabar anak tercintanya sakit. Indah pun memutus kontrak dan pulang ke Tanah Air. Sesampainya di kampung halaman, Indah kaget anaknya ternyata sudah koma sekitar satu bulan di RSUD Dr. Harjono Ponorogo.
Hamzah sangat panas dan mengalami koma sekitar satu bulan. Setelah koma panjang itu, ia langsung mengalami kebutaan.
“Ada kelainan syaraf di matanya saat berusia dua tahun. Sejak usia dua tahun, Hamzah tidak bisa melihat,” kata ibunda Hamzah, Indah
Sebenarnya, penglihatan Hamzah bisa disembuhkan saat penyakit aneh yang dideritanya baru muncul. Namun, karena persoalan biaya, pengobatan Hamzah dihentikan.