Mantan TKI Kini Jadi Tukang Pengolah Kotoran Sapi

Melihat kotoran sapi yang melimpah di Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Ponorogo, Jawa Timur, terbuang percuma, Subarno akhirnya tergerak. Bapak dua anak itu memulai usaha pembuatan pupuk organik sejak 2007.



"Awalnya karena banyaknya warga yang memelihara sapi, tapi kotorannya dibuang begitu saja," tuturnya.

Tak disangka, ia mendapat respons positif atas inisiatifnya. "Banyak warga yang justru menawarkan kotoran sapi miliknya kepada saya," ujarnya.

loading...
loading...



Demi menggaet pasar, ia membagikan pupuknya ke beberapa kenalannya. Setelah beberapa lama, banyak pemesan datang kepadanya. Bahkan, para petani dari berbagai daerah juga sering belajar kepadanya cara membuat pupuk organik.

Mantan TKI itu menerangkan, dalam satu bulan ia mampu memproduksi 5-6 ton pupuk kandang yang dibantu oleh dua pekerja. Satu karung isi 40 kg pupuk bubuk halus dijual dengan harga Rp 20 ribu.

"Kalau yang granul satu karung dijual Rp 25 ribu," ujarnya.

Sejak 2017, Subarno melebarkan usaha pemanfaatan kotoran sapi untuk membuat biogas. Salah satu warga, Mbah Wagiman, mengaku terbantu dengan adanya biogas ini. Selain bisa menghemat gas elpiji untuk memasak, sisa dari pengolahan ini juga bisa dijadikan sebagai kompos.

"Ini supaya jadi contoh warga lain, selain kotorannya bisa buat biogas sisa pengolahan juga bisa dijadikan kompos," ucapnya.


Previous
Next Post »