loading...
loading...
Namun proses pembongkaran yang dilakukan dengan sebuah ekskavator ini sempat membuat Jiah (60) dan Saki (65), orang tua Asih trenyuh.
Jiah mengakui bahwa tanah tempat rumah itu berdiri adalah miliknya.
Jiah sebenarnya ingin agar anak dan menantunya itu tetap rukun.
“Saya dan suami memilih pergi saat rumahnya dihancurkan. Karena saya tidak tega rumah yang sudah lama ditempati bersama, sekarang dihancurkan,” ucap Jiah sedih
Tahu-tahu semua pakaian Asih dibungkus plastik dan diantar ke rumahnya, yang memang berdekatan. Saat dirinya pulang menjelang sore, tidak ada lagi material yang tersisa.
“Bahkan batu bata satu pun tidak tersisa. Tidak tahu, semua material diangkut kemana,” ucap Jiah.
Kasus ini bermula saat Asih yang ada di Taiwan mengirimkan surat cerai kepada Sumar.